kalam mutiara
Siapa yang mengaku cinta Nabi tapi tidak mencintai kiai atau ulama, maka mulutnya sedang berbohong!
Mencintai Nabi tidak dapat dipisahkan dengan mencintai kiai atau ulama. Jika kita memutuskan keterikatan ini, maka kita akan menjadi umat yang "kepathen obor".
Tidak mungkin orang hanya berpegang Quran-Hadits, tapi tidak disusul dengan cinta Kanjeng Nabi. Tidak mungkin mencintai Kanjeng Nabi jika tidak mencintai kiai dan ulama. Karena pintunya (mafahim) Al-Quran tidak ada selain Kanjeng Nabi. Dan para ulama adalah penerusnya.
Mencintai Nabi tidak dapat dipisahkan dengan mencintai kiai atau ulama. Jika kita memutuskan keterikatan ini, maka kita akan menjadi umat yang "kepathen obor".
Tidak mungkin orang hanya berpegang Quran-Hadits, tapi tidak disusul dengan cinta Kanjeng Nabi. Tidak mungkin mencintai Kanjeng Nabi jika tidak mencintai kiai dan ulama. Karena pintunya (mafahim) Al-Quran tidak ada selain Kanjeng Nabi. Dan para ulama adalah penerusnya.
Bagaimana menerapkan Al-Quran dan Hadits?
Komentar