masih tentang haul solo
.
Lebih dari seratus tahun yang lampau , jika al habib Ali Shahibul Maulid mengadakan Majlis Maulid Tahunan beliau di kota Sewun , maka yang datang hadir di sana lebih dari 40 ribu orang . Jika melihat jumlah penduduk hadromut di jaman itu , 40 ribu orang itu sudah sangat banyak .
Namun yang istemewa adalah cara al Habib Ali menjamu dan menghormati puluhan ribu tamunya itu . Beliau menggambarkannya begini :
.
“ Di hari-hari perayaan Maulid , berkumpul tidak kurang dari 40 ribu orang , dan ( meskipun ) semua biaya dan nafkah mereka aku sendiri yang menanggung , bahkan sampai soal kayu-kayu bakar akupun sediakan semua untuk mereka .
Tetapi ( karena ) kami hidupkan agama , kami kuatkan pondasinya , maka Allah menitahkan kepada Dunia : “ Wahai Dunia … Siapa gerangan yang berhidmah kepada_Ku , maka layanilah dirinya . Namun siapa yang berhidmah kepadamu , maka perbudaklah dirinya ..”
.
.
Pada kesempatan yang lain al Habib Ali pernah berkata :
“ Aku ingatkan kalian atas nama Allah … Dirikanlah agama . Jika agama kalian tegakkan , maka dunia akan datng sendiri kepada kalian , sebab dunia itu ikut dibelakang agama .
Lihatlah diriku , sama sekali aku tidak pernah pergi ( berdagang ) ke tempat lain tetapi dihari ini siapakah yang mampu melakukan apa yang seperti aku lakukan ?
Bahkan seorang raja sekalipun . !
Siapa sekarang yang mampu menjamu para tamunya , setiap harinya dengan 100 kantong beras dan memotong 200 ekor kambing dalam sehari untuk mereka ? “
.
.
Ternyata rahisia kedermawanan al Habib Ali tersebut bukan karena beliau kaya ( meskipun memang beliau seorang yang kaya ) , namun rahasia beliau itu terletak dari keistiqamahannya menegakkan syari’ah dan agama .
Kita jika ingin mendapatkan maziyyah yang serupa ( sesuai dengan maqam kita masing-masing ) maka hendaklah meniru al habib Ali . Kuatkan Tadayyun dan ghirah keagamaan kita , maka ( tanpa susah payah mencarinya di kantor / pasar ) harta dunia akan datang sendiri mengetuk pintu rumah kita .
.
.
Dikisahkan oleh Habibana Salim bin bdullah as Syathiriy , Sang Maha raja Ulama , bahwa suatu hari al Habib Ali kedatangan tamu seorang awam yang miskin . Tetapi si miskin ini sangat cinta dengan al Habib Ali , dan berangan – angan dapat mengundang beliau untuk mampir ke gubuk Reotnya .
.
Saat itu dia maju dan berkata kepada al Habib Ali :
“ ijinkan saya mengundang Tuan Habib untuk datang kerumah saya dan membacakan Maulid disana . “
.
Habib Ali tahu persis tentang kemiskinan tamunya ini . Maka beliau yang kaya raya itu punya niat untuk menggoda / menjahili si miskin tamunya ini . Kata beliau :
“ Engkau mengundang aku sendirian itu tidak etis . Biarlah aku bersama anak-anakku , jika engkau membolehkannya .”
.
Si miskin berpikir , jika yang dataang hanya al Habib Ali bersama anak-anaknya maka dia pikir masih mampu menjamu . Mak dia menjawab :
“ Baiklah kalau begitu , saya mengundan Tuan beserta anak-anak Tuan untuk datang kerumah membaca Maulid . “
.
Al Habib Ali berkata lagi : “ Nanti dulu , kalau dipikir jika hanya kami yang engaku undang , kami jadi tidak enak hati dengan para Tamu yang ada dirumah kami . Sebaiknya ,selain kami , tamu-tamu itu pun kamu undang saja …”
.
.
Si Miskin tercenung sembari menelan ludahnya . Dia pikir jika para tamu ikut di undang dattangi Maulid , maka jumlahnya bisa puluhan orang . Sedang yang di rumah hanya tersedia makanan perjamuan untuk satu dua orang saja .
.
Hanya saja sudah kepalang tanggung , si Miskin terpaksa menurutinya .
“ Baiklah , para tamu itu juga saya undang datang . . . “
.’
Medengar itu al Habib Ali berkata : “ Bagaimana dengan para Santri-Santriku ? Apakah tega aku pergi ,membiarkan mereka di pondok sendiri ? “
.
.
Si Miskin sudah kehilangan akalnya . Keringat dingin sudah membanjiri wajahnya . Jika para Santri Rubath Sewun itu ikut di ajak datang maulid , maka keseluruhan yang datang bisa Ratusan orang . Saking bingungnya , dia tetap mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh al Habib Ali . Kata dia:
“ Baiklah , saya mengundang Tuan , anak-anak Tuan , tetamu serta murid – murid Tuan untuk membaca Maulid di rumah saya .. “
“ Nah , begini kan enak ..” Kata al habib Ali al Habasyi . Sementara sepanjang perjalanan dari kediaman Habib menuju rumahnya , si Miskin ini memeras otaknya , bagaimana yang akan dia kerjakan nanti dalam urusan Maulidnya itu .
Di rumah hanya tersedia makana-makanan untuk menjamu satu dua orang saja . Tetapi nanti yang darang al habib Ali beserta rombongannya yang mencapai ratusan . Sesampainya di rumah , dia cerita “ nasib buruknya “ itu kepada Istrinya . Namun alih-alih istrinya mau beredia menenangkan pikiran kacaunya itu , istrinya malah marah besar dan memaki-maki dirinya :
“ Engkau ini bagaimana , Suamiku . Di mana otakmu itu ?! . Engkau undang ratusan orang kemari sedangkan engkau tidak mempunyai apa – apa ? “
.
.
Si Miskin itu Cuma diam saja . Dia fikir , sudah kapalang tanggung . Apa yang akan terjadi biarlah terjadi .. Semua sudah dia pasrahkan kepada Allah Ta’ala .
.
Namun kebingungan dia hanya berlangsung sebentar saja . Karena tiba – tiba datang beberapa pembantu al Habib Ali menemui dirinya sambil membawa aneka ragam bahan makanan dan uang yang jumlahnya sangat banyak . Mereka berkata :
“ alHabib Ali titip salam untukmu . Habib kemudian menyuruh menyerahkan barang-barang ini untukmu , agar di jadikan perjamuan di saat maulid di rumahmu …”
.
.
“ Alhamdulillah …” Teriak si Miskin .
“ Habib Ali sebenarnya mengerti keadaan memiskinanmu dan merasa senang dengan kecintaan dirimu kepada beliau . Hanya beliau ingin bercanda denganmu saja , sebenarnya …! “
.
.
Pesan penting dari beberapa kisah diatas adalah :
_ seseorang yang memegang teguh agamanya , maka tidak akan jatuh miskin dan rejeki akan selalu datang sendiri kepadanya , dari mana saja .
.
.
Berikut ini beberapa Shalawat al Habib Ali dalam Lathoiful Arsyiyyah , bagihan Hizib Hari Senin :
.
.
ALLOHUMMA SHOLLI WASALLIM ALA ASLIL ANASIRIL KHOLQIYYATI FI KULLI MADH HAR
WA MAJMA’IL HAQOI QIL ‘IRFANIYYATI FI KULLI LATHIFATIN THUWIYAT , AW DAQIQOTIN TADH_HAR
SAYYIDI ROSULILLAHI MUHAMMADIB NI ABDILLAHIS SHODIQIL AMIN
WA ALA ALIHI WASHOHBHI WAT TABI’IN .
“ Semoga Shalawat dan Salam tercurah kepada Sang Sumber Unsur-unsur kemahlukan , didalam setiap yang terlihatkan .
Sang perangkum hakekat-hakekat kema’rifatan , di setiap aura kelembuatnnya yang tak terdeteksi dan terlihat ( oleh panca indra ) atau di dalam ( pula ) kelembutan-kelembutan ( anasir tersebut ) yang terpancar ( dan terlihat oleh indera )
Yakni Tuanku Muhammad , Sang Utusan Allah yang bersifat Jujur lagi terpercaya
Dan semoga juga tercurah kepada keluarganya dan shahabatnya dan para pengikutnya “
.
.
ALLOHUMMA SHOLLI WASALLIM ALA AWWALI MUTALAQQI , LIL FAIDHIL AWWAL
ALLLADHI LA SABILA LIAHADIN FID DUKHULI ILLA MIN KHAITSU DAKHOL
HHABIBINAL KARIM
AL JJAMI’I MAROTIBIL KAMALI , BIMADHOHIRIHA BISYAHADATI ( WAINNAKA LA’ALA KHULUQIN ADHIM )
SAYYIDI WAHABIBIY ROSULULILLAH
WA ABDIHI MUHAMMADINIS SHODIQIL AMIN
SHOLLOLLOHU WASALLAMA ALAIHI WA ALA ALIHI WASHOHBIHI WAT TABI’IN
“ Semoga shalawat dan Salam terlimpahkan kepada Sang Penerima Pertama Limpahan ( dari Tuhan ) ,
Yang siapapun tidak akan dapat memasukiya , selain melalui ( jalan ) yang ia tempuh itu .
Kekasihku yang teramat Mulia
Yang terkumpul di dalam dirinya ( seluruh ) tanggga-tangga kesempurnaan , dengan persaksian Tuhan didalam Firman_Nya ( Dan sungguh dirimu , wahai Muhammad , ada di dalam budi pekerti yang Agung )
Yakni Tuanku , Kekasihku Sang Utusan Allah , Hamba Allah
Muhammad yang bersifat Jujur dan dapat dipercaya .
Semoga Shalawat dan Salam terlimpahkan untuk dirinya , untuk keluarganya , untuk shahabatnya dan untuk orang-orang yang mengikuti mereka semua …”
Lebih dari seratus tahun yang lampau , jika al habib Ali Shahibul Maulid mengadakan Majlis Maulid Tahunan beliau di kota Sewun , maka yang datang hadir di sana lebih dari 40 ribu orang . Jika melihat jumlah penduduk hadromut di jaman itu , 40 ribu orang itu sudah sangat banyak .
Namun yang istemewa adalah cara al Habib Ali menjamu dan menghormati puluhan ribu tamunya itu . Beliau menggambarkannya begini :
.
“ Di hari-hari perayaan Maulid , berkumpul tidak kurang dari 40 ribu orang , dan ( meskipun ) semua biaya dan nafkah mereka aku sendiri yang menanggung , bahkan sampai soal kayu-kayu bakar akupun sediakan semua untuk mereka .
Tetapi ( karena ) kami hidupkan agama , kami kuatkan pondasinya , maka Allah menitahkan kepada Dunia : “ Wahai Dunia … Siapa gerangan yang berhidmah kepada_Ku , maka layanilah dirinya . Namun siapa yang berhidmah kepadamu , maka perbudaklah dirinya ..”
.
.
Pada kesempatan yang lain al Habib Ali pernah berkata :
“ Aku ingatkan kalian atas nama Allah … Dirikanlah agama . Jika agama kalian tegakkan , maka dunia akan datng sendiri kepada kalian , sebab dunia itu ikut dibelakang agama .
Lihatlah diriku , sama sekali aku tidak pernah pergi ( berdagang ) ke tempat lain tetapi dihari ini siapakah yang mampu melakukan apa yang seperti aku lakukan ?
Bahkan seorang raja sekalipun . !
Siapa sekarang yang mampu menjamu para tamunya , setiap harinya dengan 100 kantong beras dan memotong 200 ekor kambing dalam sehari untuk mereka ? “
.
.
Ternyata rahisia kedermawanan al Habib Ali tersebut bukan karena beliau kaya ( meskipun memang beliau seorang yang kaya ) , namun rahasia beliau itu terletak dari keistiqamahannya menegakkan syari’ah dan agama .
Kita jika ingin mendapatkan maziyyah yang serupa ( sesuai dengan maqam kita masing-masing ) maka hendaklah meniru al habib Ali . Kuatkan Tadayyun dan ghirah keagamaan kita , maka ( tanpa susah payah mencarinya di kantor / pasar ) harta dunia akan datang sendiri mengetuk pintu rumah kita .
.
.
Dikisahkan oleh Habibana Salim bin bdullah as Syathiriy , Sang Maha raja Ulama , bahwa suatu hari al Habib Ali kedatangan tamu seorang awam yang miskin . Tetapi si miskin ini sangat cinta dengan al Habib Ali , dan berangan – angan dapat mengundang beliau untuk mampir ke gubuk Reotnya .
.
Saat itu dia maju dan berkata kepada al Habib Ali :
“ ijinkan saya mengundang Tuan Habib untuk datang kerumah saya dan membacakan Maulid disana . “
.
Habib Ali tahu persis tentang kemiskinan tamunya ini . Maka beliau yang kaya raya itu punya niat untuk menggoda / menjahili si miskin tamunya ini . Kata beliau :
“ Engkau mengundang aku sendirian itu tidak etis . Biarlah aku bersama anak-anakku , jika engkau membolehkannya .”
.
Si miskin berpikir , jika yang dataang hanya al Habib Ali bersama anak-anaknya maka dia pikir masih mampu menjamu . Mak dia menjawab :
“ Baiklah kalau begitu , saya mengundan Tuan beserta anak-anak Tuan untuk datang kerumah membaca Maulid . “
.
Al Habib Ali berkata lagi : “ Nanti dulu , kalau dipikir jika hanya kami yang engaku undang , kami jadi tidak enak hati dengan para Tamu yang ada dirumah kami . Sebaiknya ,selain kami , tamu-tamu itu pun kamu undang saja …”
.
.
Si Miskin tercenung sembari menelan ludahnya . Dia pikir jika para tamu ikut di undang dattangi Maulid , maka jumlahnya bisa puluhan orang . Sedang yang di rumah hanya tersedia makanan perjamuan untuk satu dua orang saja .
.
Hanya saja sudah kepalang tanggung , si Miskin terpaksa menurutinya .
“ Baiklah , para tamu itu juga saya undang datang . . . “
.’
Medengar itu al Habib Ali berkata : “ Bagaimana dengan para Santri-Santriku ? Apakah tega aku pergi ,membiarkan mereka di pondok sendiri ? “
.
.
Si Miskin sudah kehilangan akalnya . Keringat dingin sudah membanjiri wajahnya . Jika para Santri Rubath Sewun itu ikut di ajak datang maulid , maka keseluruhan yang datang bisa Ratusan orang . Saking bingungnya , dia tetap mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh al Habib Ali . Kata dia:
“ Baiklah , saya mengundang Tuan , anak-anak Tuan , tetamu serta murid – murid Tuan untuk membaca Maulid di rumah saya .. “
“ Nah , begini kan enak ..” Kata al habib Ali al Habasyi . Sementara sepanjang perjalanan dari kediaman Habib menuju rumahnya , si Miskin ini memeras otaknya , bagaimana yang akan dia kerjakan nanti dalam urusan Maulidnya itu .
Di rumah hanya tersedia makana-makanan untuk menjamu satu dua orang saja . Tetapi nanti yang darang al habib Ali beserta rombongannya yang mencapai ratusan . Sesampainya di rumah , dia cerita “ nasib buruknya “ itu kepada Istrinya . Namun alih-alih istrinya mau beredia menenangkan pikiran kacaunya itu , istrinya malah marah besar dan memaki-maki dirinya :
“ Engkau ini bagaimana , Suamiku . Di mana otakmu itu ?! . Engkau undang ratusan orang kemari sedangkan engkau tidak mempunyai apa – apa ? “
.
.
Si Miskin itu Cuma diam saja . Dia fikir , sudah kapalang tanggung . Apa yang akan terjadi biarlah terjadi .. Semua sudah dia pasrahkan kepada Allah Ta’ala .
.
Namun kebingungan dia hanya berlangsung sebentar saja . Karena tiba – tiba datang beberapa pembantu al Habib Ali menemui dirinya sambil membawa aneka ragam bahan makanan dan uang yang jumlahnya sangat banyak . Mereka berkata :
“ alHabib Ali titip salam untukmu . Habib kemudian menyuruh menyerahkan barang-barang ini untukmu , agar di jadikan perjamuan di saat maulid di rumahmu …”
.
.
“ Alhamdulillah …” Teriak si Miskin .
“ Habib Ali sebenarnya mengerti keadaan memiskinanmu dan merasa senang dengan kecintaan dirimu kepada beliau . Hanya beliau ingin bercanda denganmu saja , sebenarnya …! “
.
.
Pesan penting dari beberapa kisah diatas adalah :
_ seseorang yang memegang teguh agamanya , maka tidak akan jatuh miskin dan rejeki akan selalu datang sendiri kepadanya , dari mana saja .
.
.
Berikut ini beberapa Shalawat al Habib Ali dalam Lathoiful Arsyiyyah , bagihan Hizib Hari Senin :
.
.
ALLOHUMMA SHOLLI WASALLIM ALA ASLIL ANASIRIL KHOLQIYYATI FI KULLI MADH HAR
WA MAJMA’IL HAQOI QIL ‘IRFANIYYATI FI KULLI LATHIFATIN THUWIYAT , AW DAQIQOTIN TADH_HAR
SAYYIDI ROSULILLAHI MUHAMMADIB NI ABDILLAHIS SHODIQIL AMIN
WA ALA ALIHI WASHOHBHI WAT TABI’IN .
“ Semoga Shalawat dan Salam tercurah kepada Sang Sumber Unsur-unsur kemahlukan , didalam setiap yang terlihatkan .
Sang perangkum hakekat-hakekat kema’rifatan , di setiap aura kelembuatnnya yang tak terdeteksi dan terlihat ( oleh panca indra ) atau di dalam ( pula ) kelembutan-kelembutan ( anasir tersebut ) yang terpancar ( dan terlihat oleh indera )
Yakni Tuanku Muhammad , Sang Utusan Allah yang bersifat Jujur lagi terpercaya
Dan semoga juga tercurah kepada keluarganya dan shahabatnya dan para pengikutnya “
.
.
ALLOHUMMA SHOLLI WASALLIM ALA AWWALI MUTALAQQI , LIL FAIDHIL AWWAL
ALLLADHI LA SABILA LIAHADIN FID DUKHULI ILLA MIN KHAITSU DAKHOL
HHABIBINAL KARIM
AL JJAMI’I MAROTIBIL KAMALI , BIMADHOHIRIHA BISYAHADATI ( WAINNAKA LA’ALA KHULUQIN ADHIM )
SAYYIDI WAHABIBIY ROSULULILLAH
WA ABDIHI MUHAMMADINIS SHODIQIL AMIN
SHOLLOLLOHU WASALLAMA ALAIHI WA ALA ALIHI WASHOHBIHI WAT TABI’IN
“ Semoga shalawat dan Salam terlimpahkan kepada Sang Penerima Pertama Limpahan ( dari Tuhan ) ,
Yang siapapun tidak akan dapat memasukiya , selain melalui ( jalan ) yang ia tempuh itu .
Kekasihku yang teramat Mulia
Yang terkumpul di dalam dirinya ( seluruh ) tanggga-tangga kesempurnaan , dengan persaksian Tuhan didalam Firman_Nya ( Dan sungguh dirimu , wahai Muhammad , ada di dalam budi pekerti yang Agung )
Yakni Tuanku , Kekasihku Sang Utusan Allah , Hamba Allah
Muhammad yang bersifat Jujur dan dapat dipercaya .
Semoga Shalawat dan Salam terlimpahkan untuk dirinya , untuk keluarganya , untuk shahabatnya dan untuk orang-orang yang mengikuti mereka semua …”
Komentar