Apa yang dimaksud dengan Madzhab Ahlul Bait ?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Madzhab Ahlul Bait adalah nama samaran dari sekian banyak aliran-aliran
Syiah. Dimana setiap aliran Syiah mengklaim alirannya sebagai Madzhab
Ahlul Bait.
Sebagai contoh, aliran Syiah Zaidiyah mengaku
sebagai Madzhab Ahlul Bait. Begitu pula aliran Syiah Ismailiyah, mereka
juga mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait. Bahkan aliran Syiah yang paling
sesat saat ini, yaitu aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah) juga berani mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait.
Penyebab mereka sampai berani menyebut alirannya sebagai Madzhab Ahlul
Bait, dikarenakan saat ini masyarakat dunia Islam sudah mengetahui bahwa
aliran-aliran Syiah tersebut sesat dan menyesatkan dan ajarannya sangat
menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW. dan ajaran Ahlul Bait.
Karena itu dalam usahanya menipu dan menyesatkan umat Islam, mereka
menggunakan nama samaran sebagai Madzhab Ahlul Bait. Dan ternyata usaha
mereka tersebut berhasil, sehingga ada dari umat Islam yang tertipu dan
akhirnya terjerumus masuk Syiah.
Oleh karena aliran-aliran
Syiah yang mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait tersebut berbeda rukun
imannya, maka mereka saling mengkafirkan, Syiah yang satu mengkafirkan
Syiah yang lain.
Jika aliran-aliran Syiah yang saling
mengkafirkan itu benar-benar sebagai Madzhab Ahlul Bait, berarti hal itu
menggambarkan bahwa pendiri madzhab-madzhab tersebut saling
mengkafirkan, maka pertanyaan yang timbul adalah; mungkinkah Ahlul Bait
yang telah disucikan sesuci-sucinya oleh Allah itu saling mengkafirkan
?.
Jawabnya, pasti tidak mungkin, dan itu hanyalah rekayasa dan tipu daya tokoh-tokoh Syiah yang tidak memikirkan akibatnya.
Dengan demikian yang namanya Madzhab Ahlul Bait itu tidak ada, yang ada
adalah Madzhabnya Ahlul Bait, bukan Madzhab Ahlul Bait tapi madzhabnya
Ahlul Bait atau akidah-nya Ahlul Bait. Yaitu akidah yang sekarang
dikenal dengan nama akidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Satu akidah yang
berpegang kepada apa-apa yang diyakini
dan dikerjakan oleh Rasulullah SAW, Ahlul Bait dan para sahabatnya.
Jika yang namanya Madzhab Ahlul Bait itu ada dan benar, pasti yang
mengikuti madzhab tersebut adalah keturunan Ahlul Bait, yaitu para
habaib bukan orang-orang ajam dari Iran.
Tapi kenyataannya para
habaib hampir semuanya mengikuti akidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Mereka
mengikuti akidah itu secara sambung menyambung sampai kedatuk mereka
baginda Rasulullah SAW.
Hal ini dapat dibaca dalam kitab Iqdul
Yawaqid Aljauhariyyah, karya Al-Allamah al-Habib Edrus bin Umar
Al-Habsyi, dan dapat dibaca dalam puluhan, bahkan ratusan kitab-kitab
yang ditulis oleh para habaibdzurriyaturrasul.
Jadi yang benar,
akidahnya golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidahnya Ahlul Bait
atau madzhabnya Ahlul Bait yang sampai sekarang diikuti oleh keturunan
Ahlul Bait atau para habaib Al-Alawiyindzurriyaturrasul.
Apabila dari sekian juta habaib itu ada dua, tiga orang yang menyimpang
(syad), maka orang-orang tersebut tidak tergolong sebagai tokoh habaib
yang menjadi panutan. Tapi mereka adalah korban-korban yang rusak
akidahnya akibat membaca buku-buku yang ditulis oleh orang-orang
orientalis dan Zionis Yahudi.
Demikian sedikit mengenai Madzhab
Ahlul Bait dan madzhabnya Ahlul Bait. Semoga kita diselamatkan oleh
Allah dari tipu daya tokoh-tokoh Syiah yang sering mengaku sebagai
pengikut Madzhab Ahlul Bait.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
jangan terpengaruh dg judul di atas, klo memang ingin tau syiah, pasti dr sumbernya, si pemeluk syiahnya bukan dari musuhnya, atw minimal mmbandingkan kedua sumber yg brlawanan, insya Allah kita mndapat hidayah..
Dlm Al Quran yang menyebut 'ahlulbait', rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.
1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah terdiri dari isteri dari Nabi Ibrahim.
2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: 'Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu 'ahlulbait' yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah meliputi Ibu kandung Nabi Musa As. atau ya Saudara kandung Nabi Musa As.
3. QS. 33:33: "...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu 'ahlulbait' dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya".
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. yakni para isteri dan anak-anak beliau.
Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifat dan maknanya menjadi universal terdiri dari:
1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW, sayangnya kedua orang tua beliau ini disaat Saidina Muhammad SAW diangkat sbg 'nabi' dan rasul sudah meninggal terlebih dahulu.
2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW, tapi sayangnya saudara kandung beliau ini, tak ada karena beliau 'anak tunggal' dari Bapak Abdullah dengan Ibu Aminah.
3. Isteri-isteri beliau.
4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan ke-'nasaban'-nya, sayang tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa, sehingga anak lelakinya tak meninggalkan keturunan.
Bagaimana tentang pewaris tahta 'ahlul bait' dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5, jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam.
Lalu, apakah anak-anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali boleh kita anggap bernasabkan kepada nasabnya Bunda Fatimah?. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW.
Kalaupun kita paksakan, bahwa anak Bunda Fatimah juga ahlul bait, artinya kita mau mengambil garis dari perempuannya (Bunda Fatimah), maka untuk selanjutnya yang dijadikan patokan nasab seharusnya pemegang waris tahta ahlul bait diambil dari anak perempuannya bukan dari anak lelakinya seperti Fatimah dan juga Zainab, bukan Hasan dan Husein sbg penerima warisnya.
Dengan demikian sistim nasab yang diterapkan itu tidan sistim nasab berzigzag, setelah nasab perempuan lalu lari atau kembali lagi ke nasab laki-laki, ya seharusnya diambil dari nasab perempuan seterusnya.
Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib, anak paman Saidina Muhammad SAW, ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah beliau bukan termasuk kelompok ahlul bait. Jadi, anak Saidina Ali bin Abi Thalib baik anak lelakinya mapun perempuan, otomatis tidaklah dapat mewarisi tahta 'ahlul bait'.
Kesimpulan dari tulisan di atas, bahwa pewaris tahta 'ahlul bait' yang terakhir hanya tinggal bunda Fatimah. Berarti anaknya seperti Saidina Hasan dan Husein maupun yang perempuan bukanlah pewaris tahta AHLUL BAIT.