JANGAN SAMPAI ALLOH MEMAKSA DIRIMU UNTUK BERDZIKIR/INGAT KEPADANYA.


"Barangsiapa yang tidak suka menghadap kepada Allah dengan halusnya pemberian karunia Allah, maka akan diseret supaya ingat kepada Allah dengan rantai ujian [musibah]."
Barangsiapa yang tidak suka sadar dan dzikir [ingat] kepada Allah ketika sehat dan murah rezeki, maka akan dipaksa supaya dzikir [ingat] kepada Allah ...dengan tibanya musibah [bencana].
Maka dalam kedua hal [ dzikir/ingat kepada Tuhan Ketika sehat dan murah rizqi ] itu Allah berkenan akan menuangkan nikmat karunia yang sebesar-besarnya kepada hamba-Nya.
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk hilangnya nikmat itu dengan ikatan yang kuat."
Firman Allah:
"Lain syakartum laa adziydannakum" [Kalau kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat bagimu].
Firman Allah:
"Wamaabikum min-ni'matin faminallahi" [Tiadaterjadi suatu nikmat bagimu, maka itu dari Allah].
Firman Allah:
"Wa-ammaa bini'mati Rabbika fahaddits" [Adapun terhadap nikmat pemberian Tuhanmu, maka pergunakanlah] bersyukurlah.
Annu'maan bin Basyir radhiyallahu 'anhu berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepadasesama manusia berarti dia tidak dapat bersyukur [berterima kasih] kepada Allah."
Bersyukur, Ialah merasa dalam hati, dan menyebut dengan lidah, dan mengerjakan dengan anggota badan.
Junaid al-Baghdadi berkata:
"Ketika aku berusia tujuh tahun dan hadir dalam majelis As-Sariyussaqathi, tiba-tiba aku ditanya:
Apakah arti syukur?
Jawabku: Syukur ialah tidak menggunakan suatu nikmat yang diberiakan Allah untuk berbuat maksiat.
Assary berkata:
Aku khawatir kalau bagianmu dari karunia Allah hanya dalam lidahmu belaka.
Al-Junaid berkata:
Maka karena kalimat yang dikeluarkan oleh Assary itu aku selalu menangis, khawatir kalau benar apa yang dikatakan oleh Assary itu.
"Hendaknya engkau merasa takut jika engkau selalu mendapat karunia Allah, sedangkan engkau masih tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj [diputar-ditambah terus] oleh Allah."
Sebagaimana firman Allah: "Sanastadri-juhum min-haytsu laa ya'lamuwna" [Akan Aku putar mereka itu dengan jalan yan mereka tidak mengetahui].
Istidraj, ialah mengulur, memberi terus menerus supaya bertambah lupa kemudian dibinasakan, juga berarti memperdaya.
Firman Allah subhanahu wata'ala:
"Maka ketika mereka telah melupakan apa yang telah diperingatkan kepada mereka. Kamibukakan bagi mereka pintu bagi tiap-tiap sesuatu, hingga apabila mereka senang denganapa yang diberikan kepada mereka, tiba-tiba Kami datangkan siksa atas mereka, maka mereka berputus asa." [QS. Al-An'am 44].
Demikianlah sebuah ibarat istidraj, Tiap-tiap seseorang berbuat dosa ditambah dengan nikmat, dan dilupakan untuk meminta ampun [istighfar].
Semoga kita menjadi hamba yg selalu mensyukuri segala ni'mat2 yg telah Alloh berikan kepada kita. Aamiin.

Salam poligami ila yaumil qiyamah
Merdekaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa-alhamdulillah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOLERANSI PARA KYAI NU

KEUTAMAAN AHLI DALEMIPUN(PORO HABAIB&PORO SYARIFAH) KANJENG NABI MUHAMMAD SAW

Profil Singkat Habib Abu Bakar Bin Yahya Geritan