###### sebuah kisah keteladanan prilaku ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI #####



Membaca manaqib orang sholeh bisa mengakibatkan kita nyambung dan cinta pada orang sholeh...,dan ini secara otomatis akan menarik dzohir bathin kita untuk berakhlaq seperti Beliau shohibul manaqib



Kisah ini dituturkan oleh salah satu murid terdekat Abuya Almaliki. Sebuah... kisah yang sarat teladan, cermin dari keagungan pribadi seorang ulama’ besar semisal Abuya Al-Maliki.
Pada suatu hari, Majalah Al-Jami’ah al-Madinah al-Munawaroh, memuat sebuah artikel yang ditulis oleh seorang pakar ,DR.Abdul Qodir as-Sindi.dia tinggal dikota Madinah. Dia memiliki pemikiran yang berbeda dengan Abuya al-Maliki.
Perbedaan pemikiran antara dirinya dengan Abuya dia tuangkan dalam artikel tersebut. Namun sayangnya, artikel yang semestinya menyajikan pencerahan pemikiran yang ilmiah tersebut, ternyata berisi kecam, hinaan, penghakiman, dan pendeskriditan terhadap pemikiran pribadi Abuya al-Maliki, dia menelanjangi pemikiran-pemikiran Abuya al-Maliki sebagai propaganda yang mengarh pada berbuatan bid’ah.
Sudah tentu, tulisan tersebut mengundang keresahan para penduduk Haromain. Beberapa ulama’ dan tokoh pembesar menelpon Abuya al-Maliki. Mereka menyarankan agar Abuya tenang jangan risau dan tidak usah menghiraukan tulisan as-Sindi. Mereka sudah menyiapkan sanggahan-sanggahan yang ditujukan kepada as-Sindi, sebagai jawaban atas apa yang ia tuduhkan kapada Abuya al-Maliki.
Tidak ketinggalan, beberapa santri Abuya juga merasa geram dengan ulah as-Sindi tersebut, salah satu seorang santri tersebut matur kepada Abuya.
“ Guru, jika diperkenankan, berilah saya alamat as-Sindi. Saya ingin tahu, seperti siapa sosok as-sindi itu? Kalau nanti saya bertemu dengannya, akan saya beri pelajaran atas apa yang telah ia lakukan….” Sang santri tadi menghiba dihadapan sang guru sembari menahan sembab air matanya, dia germ, marah dan tak rela jika sang maha gurunya dihina lewat media. Ini adalah sebuah pelecehan yang tidak bias dimaafkan.
Namun Abuya al-Maliki hanya menanggapi dengan tersenyum melihat kecemburuan muridny. Berpadu antara bangga dan haru.beliau bangga memiliki santri yang militant, yang siap membela dirinya, kendati harus dengan cara yang penuh resiko.
Selang satu bulan berikutnya, Abuya mengajak beberapa santri untuk berangkat ke Madinah al-Munawaroh. Sebelum berangkat, abuya memerintahkan kepada beberapa santrinya agar memasukkan uang kesebuah tas ukuran sedang. Para santripun melaksanakan perintah sang guru tersebut, sambil terheran-heran dan penuh dengan tanda Tanya, dengan tas yang penuh dengan uang tersebut, dan berangnkatlah bereka kemadinah.
Setelah menyusuri jalanan kota sang Nabi, Abuya akhirnya bersama beberapa santri berhenti disebuah rumah, para santri tidak ada yang tau, rumah siapa ini, pintu diketuk. Sesaat shohibul bait keluar. Menyambut tamunya dengan ramah.
Terlihat pembincangan yang sanggat akrab antara Abuya dan pemilik rumah. Seakan-akan keduanya sangat kenal lama.tapi ternyata tidak. Abuya kemudian menimpali dengan bertanya, “ apakah betul ini kediaman DR.Abdul Qodir as-Sindi?” “ ia betul. Saya sndiri…” jawab pemilik rumah. Rupanya keduanya juga belum salingf kenal. Dan ternyata pula, sipemilik rumah itu adalah asSindi yang bberapa waktu lalu menulis artikel yang mengecam Abuya al-Maliki.
“ KALAU BEGITU, TOLONG TERIMA INI!” Abuya lalumenyerahkansatu tas uang yang telahbeliu siapkan sejak dari rumah beliau.as-Sinditidak menyangka kalau tamunya akan member uang yang begitu banyak, dan tidak menyangka lagi kalau tamunya ini adalah Abuya Maliki yang pernah ia kecamlewat tulisannya dimajalah.
Abuya pun berpamitan kepada situan rumah, keduanya berpisah didepan rumah, tak berapa lama, sekonyong-konyong as-Sindi berlari mengejar Abuya yang masih ada dijalan depan, lalu dia meranngkul Abuya , memeluk dengan erat, nadanya sesenggukan tak tertahankan.
“ Anda pasti Abuya Assayid Muhamad al-Maliki. Kini saya yakin sepenuh hati, bahwa Anda adalah keturunan Nabi.sebab tak ada yang membalas cacian dengan hadiah, kecuali ia masih eturunan Rosululloh. Saya tidak akan lagi meragukan lagi keagungan Anda ya Sayyidi…….
As-Sindi larut dalamharu, ada rasa tak percaya, ada rasa malu, ada kekaguman yang begitu besar semua rasaitu berpadu dalam satu nuansa, yang membawa jiwanyauntuk meyakinkan hatinya, bahwa orang yang dihadapannya benar-benar berhati mulia. Sayyid Muhammad Alawi yang selama ini ia anggap sebagai penyebar tradisi bid’ah, ternyata semua itu hanalah bohong belaka.
Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki bagi as-Sindi, memiliki kebesaran hati yang sepadan dengan ketinggian ilmunya. Peragainya mencerminkan dirinya sebagai pewaris Nabi. Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki begitu legawa memaafkan dirinya yang secara nyata-nyata telah mempermalukan beliau melalui media. Sungguh luar biasa……
Para santri yang saat itu bersama Abuya juga terkagum-kagum atas apa yang mereka saksikan. Sang Guru yang telah mempertontonkansebuah episode keteladanan dengan memaafkan orang-orang yang dzolim, maka orang tersebut akan luluh dan takjub ( dikutip dari majalah Mafahim )
####### Begitu mulianya akhlakmu wahai Guru kami, engkau balas kejelekan orang lain dengan kasih saying, semoga Alloh memberikan balasan sebaik-baik balasanNya kepada hamba-hamba yang sholeh. Engkau member jasa atas kami yang tidak bisa dipungkiri. Sungguh Alloh sebaik-baik para saksi.#######

Salam poligami
Merdekaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOLERANSI PARA KYAI NU

KEUTAMAAN AHLI DALEMIPUN(PORO HABAIB&PORO SYARIFAH) KANJENG NABI MUHAMMAD SAW

Profil Singkat Habib Abu Bakar Bin Yahya Geritan